Tentang Authenticity – Part 3
Menjadi seorang authentic pun ada halangan dan kendalanya sendiri. Sharing ini adalah part 3 tentang authenticity yang dimulai dua hari yang lalu. Ketika sudah mengetahui caranya untuk menjadi orang yang authentic, ternyata ada beberapa halangan bagi seseorang untuk bisa menjadi orang yang authentic secara Internal, External dan Inter-Personal.
Halangan-halangan tersebut adalah:
– Rasa takut
Rasa takut adalah normal bagi setiap orang, apalagi ketiak orang tersebut berusaha untuk menjadi seorang yang authentic. Tepatnya rasa takut apa yang menghalangi?
Rasa takut akan penolakan dari orang-orang disekitarnya. Apabila saya menjadi orang yang authentic maka belum tentu orang-orang yang selama ini menerima saya akan menerima saya apa adanya.
Rasa takut diolok-olok, ketika saya menjadi authentic apakah saya akan dianggap orang aneh lalu diolok-olok oleh orang-orang disekitar saya. Manusia memang akan memperhatikan apa yang berbeda dari dirinya sendiri.
Rasa takut di kritik. Menjadi authentic berarti menjadi diri sendiri, belum tentu juga orang akan melihat diri kita cukup authentic, sehingga mereka akan mengkritik saya. Tiap orang memiliki standar masing-masing dan mungkin saya ke-authentic-an diri saya tidaklah sesuai dengan standar orang lain.
– Kebudayaan
Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan untuk tetap menjadi sama seperti orang lain. Terutama budaya timur yang kita anut di Indonesia. Menjadi berbeda dari yang lain seolah-olah menonjolkan diri sendiri dan seringkali menonjol adalah sesuatu yang tidak nyaman bagi banyak orang.
– Informasi yang salah
Informasi yang salah ini bisa jadi dalam bentuk nasihat-nasihat yang kita dengar, mitos, atau pemikiran orang lain.
Bahkan ada tekanan untuk tetap menjadi sama, seringkali saya mendengar ketika saya masih kecil : “jangan aneh-aneh,” “jangan terlalu menonjol dan menjadi pusat perhatian.” “Kalau jadi pusat perhatian nanti kamu akan jadi target orang-orang yang tidak suka sama kamu.” Walau semua nasihat memiliki tujuan yang positif, tapi dalam hal menjadi orang yang authentic, ini akan menghalangi kita.
– Usaha
Karena menjadi authentic diperlukan usaha dalam mencapainya, maka banyak orang yang tidak mau berusaha untuk menjadi authentic. Menjadi seorang yang authentic perlu bisa menyadari diri sendiri, jujur sama diri sendiri, berperilaku sesuai dengan pemikiran nurani diri sendiri dan mendisiplinkan diri untuk selalu menjadi authentic.
Apabila seseorang tidak memiliki keinginan dan motivasi yang kuat dalam mengupayakan authenticitynya maka ini akan menjadi penghalang yang cukup kuat dalam mencapainya.
– Tidak bertanggung jawab
Penghalang yang terkahir adalah tidak memiliki rasa tanggung jawab yang sehat terhadap diri sendiri. Orang yang tidak bertanggung jawab atas dirinya sendiri akan bermain sebagai korban dan bukan pelaku. Orang ini akan menjadi pasif, menunggu, seolah-olah keajaiban akan terjadi dan tiba-tiba saja dia akan menjadi authentic.
Sebagai umat manusia, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi manusia yang menggunakan potensi sebesar-besarnya untuk memberikan dunia apa yang kita miliki. Aktualisasi diri kita itulah yang akan menjadikan kita orang-orang yang authentic. Jangan mensabotase diri sendiri untuk tidak menjadi orang yang tidak authentic dengan penghalang-penghalan diatas.
Be Actualized in Your Highest and Best Authenticity,
Irvan Irawan Jie