Tentang Authenticity – Part 1
Jadilah orang yang authentic nasihat teman saya. Tapi bagaimana mungkin? tidak ada orang yang tidak authentic. Orang yang berpura-pura pun secara authentic dia berpura-pura.menutupi dirinya yang asli. Setiap kita adalah authentic, pertama-tama sadari aja terlebih dahulu. Diri authentic mana yang sedang kita kedepankan dihadapan orang-orang sekitar kita.
Dalam salah satu interviewnya Seth Godin berkata bahwa tidak ada orang yang authentic setelah melewati masa bayi. Semenjak kita sudah bisa berpikir maka yang ditampilkan adalah bagian dari kepribadian kita yang kalau disalah artikan bisa jadi sebuah topeng yang dipakai. Pakde Prie GS bilang ciri-ciri orang yang tidak authentic adalah orang-orang yang artifisial, teknikal dan transaksional.
Seorang yang authentic adalah seorang yang mampu melepaskan diri dari harapan dirinya tentang apa yang dilihat orang-orang sekitar dia tentang dirinya sendiri. Orang yang authentic tidaklah memainkan hidupnya untuk memenuhi ekspektasi orang-orang. Orang yang authentic adalah orang yang secara konsisten menunjukkan perilaku dan ucapan yang selaras dengan pikiran dan perasaannya.
Mengapa menjadi authentic penting? capek bukan merubah jati diri setiap bertemu dengan orang yang berbeda. Menjadi authentic adalah bentuk pensyukuran kepada yang Maha Kuasa karena kita sudah diciptakan baik apa adanya. Dengan merubah diri kita sendiri berarti kita sedang menyangkal apa yang sudah dibuat baik dalam diri kita.
Bagaimana caranya memiliki Authenticity? Pertama-tama sadari dulu siapa dirimu, cari tau kedalam jiwamu yang terdalam siapa dirimu, apa yang penting bagimu, apa pemahamanmu tentang dirimu? Kedua setelah itu adalah menerima, menghargai dan mensyukuri dirimu apa adanya. Ketika berlatihlah untuk selalu sadar dan konsisten dalam menampilkan dirimu.
Yang paling sering menghambat seseorang dalam menjadi authentic adalah rasa takut. Rasa takut yang dimiliki oleh otak reptil kita. Rasa takut kalau-kalau saya tidak diterima, kalau-kalau saya dianggap aneh, kalau saya menonjol sendiri. Lebih baik cari aman, menjadi seperti orang-orang, lakukan apa yang orang lain ekspektasikan dan bersembunyi dibalik topeng-topeng yang kita bangun. Akhirnya yang timbul adalah rasa terpenjara dan tidak puas diri karena menyangkal diri sendiri yang memiliki potensi yang butuh diaktualisasikan.
Mau menjadi pribadi yang Authentic adalah sebuah keniscayaan, tidak authentic adalah sebuah pilihan.
Irvan Irawan Jie