Weekly Journal
Transformatio #10
12 Maret 2021
Beberapa waktu yang lalu saya baru saja membeli sebuah buku berjudul The Leadership Machine karangan Michael Lombardo dan Robert Eichinger karena tertarik untuk mengetahui sejarah dari prinsip 70:20:10 yang banyak digunakan oleh praktisi Learning & Development di banyak organisasi.
Prinsip 70:20:10 adalah prinsip pembelajaran dimana 70% dari sebuah pembelajaran perlu dilakukan dengan cara mengaplikasikannya di dalam pekerjaan, 20% belajar dari orang lain baik melalui observasi ataupun diskusi dengan para coach dan mentor, dan 10% pembelajaran dilakukan di dalam kelas pelatihan, kursus online, ataupun membaca buku atau artikel.
Menariknya, di dalam buku tersebut juga diceritakan mengenai sebuah model untuk mengembangkan kompetensi seseorang dan model tersebut diberikan nama Model ABC atau All aBout Coaching oleh Lombardo & Eichinger. Model ABC merupakan enam anak tangga untuk melakukan sebuah perubahan dan pengembangan kompetensi. Tiga anak tangga pertama adalah Awareness, Accept. Act. Dua anak selanjutnya adalah Build dan Blend, serta anak tangga terakhir adalah Consequences.
ABC is All aBout Coaching
Lombardo & Eichinger
Setiap perubahan dan proses pengembangan kompetensi harus selalu dimulai dari tiga anak tangga pertama, yaitu Awareness, Accept. Act. Lombardo & Eichinger di dalam buku tersebut mengatakan bahwa setiap anak tangga wajib dilewati dan tidak dapat dilompati.Sehingga pada tiga anak tangga awal perubahan, seseorang tidak dapat berubah dan mengembangkan kompetensinya sebelum seseorang menyadari dan menerima kekurangannya atau area pengembangannya.
Pada saat saya merenungi dua anak tangga pertama, Sadar (Aware) & Menerima (Accept), saya menyadari bahwa butuh kesadaran (meta-awareness) dalam menyadari dan menerima sebuah area pengembangan. Disinilah saya merasa bersyukur saya berkenalan dengan Neurosemantics (NS) karena di dalam NS, seseorang akan dilatih untuk melakukan meta-state atau menyadari mengenai state utama (primary state) dan state dari meta-state nya hingga akhirnya mengetahui state tertingginya yang melandasi state-state dibawahnya. Hal ini menjadi penting karena tanpa kemampuan meta-states, saya pribadi merasa seseorang perlu dibantu oleh seorang coach untuk dapat melakukan meta-awareness. Oleh karena itu, tak heran Lombardo dan Eichinger mengtakan bahwa Model ABC adalah All aBout Coaching. Mereka berdua saya rasa telah menyadari pentingnya peran seorang coach untuk membantu seseorang menapaki dua anak tangga perubahan ini.
Chandi Salmon Conrad
Leadership Development Enthusiast