PERSUASI… SIAPA TAKUUT?

Weekly Journal
Transformatio #26
23 Juli 2021

Sebelum saya menuliskan artikel ini, pertama-tama pertanyaan yang sempat muncul dalam benak saya “Emangnya gua perlu untuk melakukan persuasi?  Gua orangnya nggak suka maksa-maksa” Setelah sekian hari berpikir, “Apa benar saya tidak perlu lakukan persuasi? Apakah persuasi itu identik dengan pemaksaan?”

Disadari atau tidak. Selama kita berkomunikasi dan berelasi dengan orang lain maka setiap hari kita melakukan persuasi termasuk dengan diri kita sendiri. Mulai dari pertanyaan “Mau makan apa siang ini?” “Mau pergi kemana weekend nanti?” “Apa rencana kerja kita 3 bulan kedepan?”

Persuasi terjadi karena faktanya manusia memiliki kecenderungan untuk saling mempengaruhi satu sama lain. Persuasi adalah bentuk dialog sebagai manusia yang berbeda dengan binatang. Persuasi yang otentik adalah an act of personal care for self and others yang didasari oleh integritas dan heart (hati) dari seseorang yang melakukan persuasi. Selama proses persuasi akan terjadi pertukaran ide atau gagasan (survival of the fittest ideas) yang paling menarik, memberdayakan dan menginspirasikan kita untuk bangkit dan maju menjadi lebih baik dari yang pernah kita bayangkan.

Apa bentuk persuasi yang terbaik? Karena coaching dan persuasi adalah dua sisi dari koin yang sama, jawabannya adalah saat anda melakukan proses fasilitasi yang mirip dengan coaching.  Dengan proses ini, anda akan lebih efektif dalam mempersuasi (mempengaruhi) orang lain daripada memberi kuliah, mengajar, memberi nasihat, atau memberi tahu orang banyak hal. Persuasi adalah proses merubah meaning (makna) yang dibangun dan dialami oleh seseorang. Persuasi tidak hanya sekedar mengucapkan kata-kata yang manis untuk didengar. Persuasi yang efektif memiliki struktur dalam mengkomunikasikan ide untuk mengubah sudut pandang yang dilakukan dengan kepedulian dan hati anda.

Starts with you!

kemampuan kita dalam melakukan persuasi sangat dipengaruhi oleh kerangka berpikir (inner games) kita. Kerangka berpikir yang memberdayakan akan mendorong membangun keyakinan akan pentingnya persuasi dan usaha-usaha yang diperlukan untuk melakukannya. Pertama-tama, anda perlu melakukan persuasi ke dalam diri, dengan seberapa baik anda mampu mempengaruhi pikiran dan perasaaan. Hal ini ditandai dengan kemampuan anda dalam mengelola pikiran, perasaan dan tindakan anda.

Make true & deep contact with the other.

persuasi tidak akan dapat dilakukan tanpa membangun komunikasi (hubungan) dengan orang lain. Membangun komunikasi yang bersahabat dan terbuka, dapat dipercaya serta memberikan manfaat akan memainkan peranan penting yang perlu dilakukan. Apa yang kita katakan dan lakukan pertama kali akan mempengaruhi bagaimana orang akan mempersepsikan kita dan tindakan kita selanjutnya.

Identifying needs and solutions

Setelah kita membangun komunikasi dan hubungan maka berikutnya adalah kita dapat mulai untuk mengarahkan mereka dengan hal yang kita tawarkan. Melalui proses give & take yang kita sudah lakukan sebelumnya, kita akan dapat mengidentifikasikan apakah mereka memiliki kebutuhan terhadap hal yang kita tawarkan. Bila mereka memiliki kebutuhan tersebut maka kita perlu membangkitkan ketertarikan dan rasa penasaran mereka akan apa yang kita tawarkan.

Winning the minds

Persuasi adalah tentang bagaimana memenangkan pikiran seseorang. Memenangkan pikiran perlu dilakukan dengan membangun hubungan personal bukan dengan ancaman, perintah atau makian. Memenangkan pikiran harus dimulai dengan mengetahui model berpikir dari orang yang hendak dipersuasi. Pahami model berpikir mereka, adaptasikan cara berbicara dan berelasi yang sesuai dengan cara mereka berpikir dan memproses informasi. Ketika anda cocok dengan meta program mereka, kemungkinan besar anda akan mempengaruhi mereka.

Closing the deal!

Ketika dialog berjalan dengan lancar, maka tahap berikutnya adalah masuk pada tahap action (bertindak). Dalam tahap ini gunakan pilihan kata yang menggerakan orang bertindak. Gunakan kata-kata non ambiguous closed ended question. Hindari kata-kata yang terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan baru; misal daripada mengucapkan “Apakah anda mau menjalani sesi coaching?” lebih baik tanyakan “Apakah sesi coaching akan kita mulai hari ini?”

Write by Nikodemus, Leadership coach