Merawat Karakter dengan Rumus 3M + 4K Neuro-Semantics

Weekly Journal
Transformatio #4
29 January 2021

Tahun 2020, Wabah penyakit Covid-19 mengejutkan dan menggetarkan semua orang, bagaimana tidak, hampir setiap hari media memberitakan bertambahnya orang yang terinfeksi virus ini. Banyak perusahaan termasuk perusahaan dimana kami bekerja tentunya, terkena dampak dari wabah ini, yaitu penurunan drastic dari pendapatan perusahaan.


Fenomena ini menguji para pemilik bisnis dan pemimpin dalam menggerakan perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya.

“Apa perubahan perilaku terbesar yang telah mereka buat ?”

“Kebaikan atau sebaliknya?”

Masih teringat dalam ingatan kita dimana jelang akhir tahun 2020, media masa memberitakan tentang kejadian seorang pemimpin yang terkena Operasi Tangkap Tangan. Pemimpin yang seharusnya memberikan panutan dan kebaikan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan ekonomi disaat pandemic ini. Banyak orang mencibir,

“Bukannya dia orang baik ?”

Orang mulai mempertanyakan tentang “Karakter” seorang pemimpin. Apakah karakter seseorang berubah saat dia menjadi pemimpin? Dan bagaimana menjaga dan merawat agar karakter itu kokoh terus menerus?


Karakter atau watak adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia, Wikipedia.

Karakter itu seperti akar pohon yang menopang batang untuk tegak dan menghasilkan daun serta buah yang bermanfaat bagi orang banyak. Akar perlu kuat dan sehat, demikian juga dengan karakter perlu kuat. Karakter yang kuat adalah yang ekologis dan selaras dengan Hukum alam yang faktual, objektif dan otentik. Karakter akan mengarahkan sikap dan perilaku pemimpin.

Banyak sekali pemicu yang merangsang perubahan di pikiran dan tindakan pemimpin dimasa pandemi ini. Jika Anda ingin menguji karakter pemimpin, berikan dia kekuasaan maka dia akan memperlihatkan karakter yang sesungguhnya.

Beruntung untuk orang yang telah mempelajari Neuro-Semantics, khususnya dikelas APG (Accessing Personal Genius) ada banyak pola yang dapat diterapkan untuk merawat karakter. Dua pola diantaranya adalah pola Self Esteem dan Power Zone.

Self Esteem didalam Neuro-Semantic adalah sebuah kesadaran kita untuk dapat Menerima, Menghargai dan Mensyukuri apa yang terjadi, dituangkan dalam 3M.

Power Zone dalam Neuro-Semantics menyatakan bahwa sebagai manusia, kita memiliki 4K, yaitu Kekuasan atas pikiran sendiri, Kekuatan berkata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri dan Kekuatan bertindak dari kehendaknya sendiri.

Self Esteem adalah Nilai Diri, bahwa nilai diri kita sebagaimana manusia adalah sempurna dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan Allah dan kesempurnaan itu terwujud dengan kemampuan yang dimiliki oleh manusia atau Power Zone. Dan bersamaan dengan perkembangan manusia, sejak lahir melewati masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua, maka sejalan pula dengan proses pembentukan karakter seseorang.

Harapannya karakter baik yang ditanamkan oleh orang tua sejak kecil itu tumbuh, menguat dimasa perkembangan berikutnya, sehingga jika dia menjadi pemimpin maka akan menjadi pemimpin yang mempunyai karakter yang baik. Namun kenyataannya, ada saja pemimpin yang karakternya berubah pada saat dia menjadi pemimpin, seperti contoh cerita diatas tadi.

Oleh karena itu untuk menjaga karakter seorang Pemimpin agar kokoh terus menerus, maka karakter itu perlu dijaga dan dirawat, melalui:

Rumus 3 M

Seorang Pemimpin akan Menerima semua kenyataan yang terjadi saat ini, kenyataan bahwa pandemic ini memang ada, bahwa bisnis memang sedang turun drastic, ya terima saja. Lalu Menghargai bahwa sebagai pemimpin dia masih dapat memimpin, menjaga moral karyawan dan mempunyai kesempatan untuk meneruskan kelangsungan bisnis perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya, masih ada celah sempit dan peluang. Kemudian Mensyukuri segala nikmat, nikmat sehat, nikmat bahagia, dan nikmat lainnya.

Rumus 4 K

Pemimpin perlu menyadari bahwa sebagai manusia, dia punya Kekuasaan atas pikirannya sendiri, Kekuasaan atas Perasaannya sendiri, Kekuatan berkata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri dan Kekuatan bertindak dari kehendaknya sendiri.Jadi seorang pemimpin mempunyai kekuasaan untuk mengatur, mengelola dan mengontrol dirinya sendiri.

Bayangkan jika seorang pemimpin tidak menyadari bahwa mereka mempunyai 4 K, apa yang terjadi? Mereka merasa menjadi korban dari pandemi ini, loyo, planga plongo, diombang-ambing oleh perintah orang lain yang bertentangan dengan hati nurani dan karakter yang diamiliki. Contohnya : tidak mempunyai integritas karena memanfaatkan situasi pandemi ini untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya sendiri, melakukan tindakan yang tidak bermoral, seperti korupsi atau tindakan lain yang dikategorikan memperdayakan orang lain. Padahal sebagai pemimpin dia perlu melakukan sesuatu, melakukan hal yang baik dan terbaik untuk dirinya dan organisasinya .

Kesimpulannya, dengan menggunakan rumus 3 M + 4 K dari Neuro-Semantics, maka pemimpin yang mempunyai karakter yang selaras dengan prinsip-prinsip hukum alam, faktual, objektif dan otentik akan mampu mengawal dan membawa organisasinya menjadi pemenang dimasa pandemi dan masa New Normal.

– Ricko Sugyanto