Weekly Journal
Transformatio #25
25 Juni 2021
Misi utama seorang Pemimpin adalah menentukan visi, meraih hasil dan membangun team yang selaras dengan tujuan organisasi. Untuk itu bagaimana agar dapat terus meningkatkan kinerja, mengembangkan potensi personal dan team serta menentukan kebijakan yang tepat menjadi panggilan seorang pemimpin. Dalam mengemban misi ini, selain kompetensi, motivasi dan attitude atau sikap kerja dan gaya kepemimpinan menjadi faktor utama yang menentukan efektivitas dan hasil.
Untuk mencapai performance atau kinerja yang optimal, memaksimalkan potensi pencapaian dan penentuan kebijakan, setidaknya ada 5 faktor yang menjadi penentu kualitas pencapaian, yaitu Knowledges, Skills, Attitudes yang menentukan Kompetensi seorang pemimpin serta Motivation dan Confidence yang menjadi Komitmen.
Knowledges atau pengetahuan, Skills atau keterampilan adalah hard skills yang relatif lebih mudah dilatih dibandingkan dengan ketiga faktor lain. Pendekatan training dan mentoring dapat mensupport pengembangan pengetahuan dan keterampilan. Faktor Confidence atau kepercayaan diri untuk mampu menjalankan komitmen, sebagian juga dipengaruhi oleh faktor skills dan knowledges. Seseorang yang merasa belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menjalankan misinya dapat merasa tidak percaya diri dan meragukan kemampuannya. Sebagian lagi faktor percaya diri ini bisa karena trauma atau kegagalan di masa lalu yang dapat diatasi dengan konseling, dan kurangnya pemahaman akan strategi yang perlu ditetapkan.
Motivasi dan Attitudes atau Sikap dan Gaya kerja dan kepemimpinan adalah dua faktor utama yang paling mempengaruhi pencapaian, pengembangan potensi dan penentukan kebijakan seseorang. Mampu memiliki motivasi yang tinggi serta attitude yang tepat dalam bekerja, berinteraksi dengan orang lain dan memimpin diyakini sebagai Emotional Intelligence at work yang sesungguhnya.
Patrick E. Merlevede, founder JobEQ.com dan spesialis yang diakui secara internasional di bidang manajemen bakat dan kecerdasan emosional, bersama Denis Bridoux dan Rudy Vandamme Ph.D, mengembangkan assessment iWAM, Inventory for Work Attitude & Motivation, yang dapat mengukur Motivasi dan Attitude seseorang dalam bekerja dan memimpin melalui pemetaaan 48 Meta-Program. Detail dari cara kerja tools ini dituangkan dalam buku 7 Steps to Emotional Intelligence dan Mastering Mentoring and Coaching with Emotional Intelligence: Increase Your Job EQ. Preface untuk buku kedua mereka ini ternyata ditulis oleh Guru kita, L. Micahel Hall, Ph.D.
Meta Program adalah proses mental yang mengelola, membimbing, dan mengarahkan proses mental lainnya. Meta Program merupakan Program pada tataran Meta yang berfungsi sebagai Alat Sortir ketika memproses suatu pemaknaan melalui persepsi yang meliputi proses input Visual, Auditory dan Kinestetik. Bekerja sebagai filter persepsi, Meta-Program menyaring persepsi dan menentukan preferensi seseorang dalam cara berpikir, merasa dan bertindak.
Program Meta adalah bagian penting dari pola pikir seseorang yang menentukan Emosi dan Perilaku mereka. Meta-Program ini dapat diamati bagaimana orang mengatakan sesuatu dan dalam ekspresi nonverbal mereka.
Sungguh menakjubkan pengalaman memberikan konsultasi kepada klien dalam pemetaaan Work Attitude & Motivation ini dimana saya melihat bagaimana kecenderungan meta-program yang dimiliki mempengaruhi bagaimana seseorang merespon tugas dan interaksi dengan orang lain dalam bekerja. Contoh, ternyata kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah sangat dipengaruhi oleh: bagaimana ia berfokus pada masalah dan kesalahan (towards- away from), kecenderungan yang ia miliki dalam menciptakan alternatif dan pilihan baru (optional- procedural), seberapa ia mempunyai energi untuk berinisiatif mengambil tindakan (proactive – reactive) dan seberapa sabar dan reflektif dalam berpikir.
Contoh lain, kemampuan seseorang untuk belajar dari kesalahan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar fokus pada masa lalu dan kecendrungan kritis (Past- Present- Future orientation), bagaimana ia memahami overview dan gambaran besar (general- detail) serta bagaimana ia berfokus pada masalah dan kesalahan (towards – away from). Satu contoh lain lagi, Kemampuan sesorang untuk bekerja di bawah tekanan sangat di pengaruhi oleh seberapa ia mempunyai energi untuk berinisiatif (proactive-reactive), toleransi terhadap perilaku orang lain yang tidak sesuai (tolerance), perlu tanggungjawab sendiri dalam tugasnya (sole responsibility), serta keinginan beradaptasi terhadap kebutuhan organisasi/boss (compliance).
Demikian juga dengan kemampuan seseorang dalam menerima otoritas, berintegrasi dalam kelompok kerja, pola perilaku social, gaya kepemimpinan dan lain sebagainya. Melalui pemetaan kecenderungan Meta-Program ini, Motivasi, cara dan gaya kerja dan kepemimpinan seseorang dapat diketahui. Selanjutnya tinggal diberikan intervensi untuk area yang perlu dikembangkan dalam konteks kesesuaian dengan pekerjaan yang dilakukan dengan pendekatan Coaching.
Ingin meningkatkan Motivasi dan memiliki Attitude yang tepat dalam bekerja? Berkenalanlah dengan Meta-Program Anda. Itulah sebabnya di dalam materi NLP & Neuro-semantic, ini termasuk salah satu fondasi pembelajaran yang penting dan terus diekplor untuk pengembangan diri selanjutnya.
To your Highest & Best, Fiona Wang, Meta Coach, iWAM Professional Consultant.