Mengerti Apa Yang Melandasi Perilaku Anda

Weekly Journal
Transformatio #2
15 January 2021

Ucapan dan Tindakan atau perbuatan kita ada yang melandasinya, bukan semata-mata hanya otomatis, sekarang ini terasa otomatis atau seperti tidak disadari lagi dan begitu ada stimulus tertentu langsung bereaksi saja. Tetapi dari pelajaran neuro-science dan NLP diketahui bahwa ada struktur berpikir dan merasa yang kemudian menghasilkan keputusan yang menyebabkan kita berucap dan bertindak sesuatu.

Pentingnya menyadari apa yang melandasi perilaku kita adalah membuat kita jadi tahu bagaimana mengubah perilaku bila ada perilaku yang tidak berguna, seperti smartphone kita yang canggih bila kita tidak tahu bagaimana cara kerjanya, dan kemudian ada sesuatu yang tidak sesuai maka kita kesulitan untuk membuatnya beroperasi sebagaimana dia diciptakan.

Dengan mengerti dan memahami apa yang melandasi perilaku kita, kita akan lebih mampu stabil dan tenang dalam menjalani kehidupan ini yang dimana persoalan-persoalan sering ditemui.

Untuk itu saya akan menulis beberapa seri artikel tentang apa yang melandasi proses berprilaku kita.

Pertama-tama yang perlu kita sadari adalah sebuah ‘presuppositions’ (terjemahannya presuppositions: Sesuatu yang melatar belakangi apa yang terucap) NLP yaitu “Kita tidak pernah merespond terhadap segala sesuatu apa adanya, tetapi berdasarkan apa yang kita representasikan di dalam dunia internal kita.”

Contohnya ada dua orang yang di dalam satu mobil pada saat dalam perjalanan di kota jakarta, dan dalam perjalanan tersebut tiba-tiba mobil mereka ditabrak dan kemudian dua orang ini turun, dan dalam satu kejadian yang sama namun menghasilkan dua reaksi yang berbeda dari kedua orang yang berada di dalam mobil tersebut, yang A turun dengan marah-marah sedangkan yang B turun dengan tenang dan sabar. Maka pertanyaannya adalah apa yang membedakan mereka?

Jawabannya adalah apa yang mereka representasikan di dalam benak mereka terhadap kejadian tersebut. Pada kejadian mobil mereka ditabrak adalah sebuah kejadian yang netral, yang artinya mobil ditabrak. Namun kemudian sampai satu marah dan satu tenang, mungkin saja yang marah merepresentasikan bahwa biaya perbaiki mobil mahal, terus tambah kerjaan dan repot perlu urus asuransi dan dia merasa tidak punya cukup waktu untuk urusin hal seperti ini, dll yang kemudian menghasilkan reaksi marah. Sedangkan yang tenang, mungkin dia merepresentasikan kejadian tersebut sebagai sebuah kejadian yang dapat terjadi karena sama-sama kurang hati-hati dan masalah ini dapat beres tinggal dibawa ke bengkel dan telp orang asuransi untuk membereskannya, jadi tidak perlu marah-marah, karena marah-marah juga tidak membuat keadaan ini tidak terjadi.

Contoh yang lain adalah apa yang anda representasikan di dalam benak anda pada saat melihat tulisan ini: Selamat Pagiiiiiiii.. Mungkin anda merepresentasikan bahwa yang menulis tulisan ini sedang dalam kondisi semangat, dll. Apapun yang anda representasikan faktanya adalah tulisan tersebut hanya tulisan.

Kita punya kecendrungan untuk merepresentasikan sesuatu secara alami dan cepat, namun kalau tidak waspada terhadap apa yang direpresentasikan di dalam benak anda, dapat menyebabkan representasi yang membuat kondisi anda stress dan galau.

Anak muda yang menderita karena diputusin pacar, sebenarnya penderitaan itu adalah akibat dari representasi yang keliru sehingga yang muncul adalah perasaan yang tidak berdaya dan sedih, padahal kalau disadari bahwa itu hanya permainan dalam benak sendiri saja, maka tidak perlu sampai sedih yang berkelamaan sampai-sampai ada yang bunuh diri hanya gara-gara diputusin pacar.

Dengan belajar menyadari bahwa apa yang ada dipikiran dan perasaan anda itu tidak selalu benar dan belajar melihat dan mendengar apapun yang terjadi apa adanya, dan kemudian memperluas sudut pandang terhadap sebuah kejadian dapat membantu mengatasi keributan-keributan yang tidak penting dengan orang lain dan bahkan dengan diri sendiri.

Kesimpulannya adalah kita melihat sebuah kejadian tidak apa adanya, tetapi apa adanya. Apa adanya ini dipengaruhi oleh pengalaman yang pernah anda alami atau pernah anda lihat atau pernah dengar yang kemudian menjadi pemahaman anda sehingga pemahaman tersebut yang anda pergunakan untuk merepresentasikan di dalam dunia internal anda tentang sebuah kejadian itu, kalau pemahaman anda membuat anda gampang marah, kesal, dan tidak membuat hidup anda memberikan kontribusi terhadap orang sekitar anda, maka pertanyakanlah pemahaman anda dan lihat dari sisi yang berbeda untuk mendapatkan pemahaman yang baru.

Berikutnya saya akan sharingkan tentang pengaruh kata-kata terhadap perilaku dan perbuatan anda.
Stay tune di NS Website ini