Weekly Journal
Transformatio #1
08 January 2021
Saya pertama kali belajar tentang Meta-Coaching di November 2014 melalui kelas Neuro-Semantics NLP Practitioner, lalu dilanjutkan dengan Accessing Personal Genius di Februari 2015 dan akhirnya Coaching Mastery di Maret 2015. Awalnya saya tidak begitu paham apa itu Meta-Coaching, yang saya tahu adalah mengikuti kelas-kelas awal Neuro-Semantics, saya merasa mendapatkan begitu banyak perubahan dan pertumbuhan dalam diri saya. Beberapa masalah utama dalam diri saya tentang merasa tidak cukup, percaya diri yang rendah, merasa seperti seorang penipu dan tidak tahu arah tujuan masa depan terselesaikan dengan cepat.
Dalam pelatihan Coaching Mastery untuk menjadi seorang Meta-Coach adalah untuk pertama kalinya saya sadar bahwa saya diberikan sebuah kemampuan untuk bisa membantu bukan hanya diri saya sendiri tetapi juga orang-orang di sekitar saya. Sebagai manusia kita semua diciptakan dengan begitu banyak potensi yang bisa digali, dikembangkan dan dinyatakan untuk membantu kita mencapai tujuan-tujuan kita. Seiring dengan berjalannya waktu dari sejak kita kecil, cara pikir, kesimpulan, keyakinan dan bahkan kerangka berpikir kita terdistorsi dengan hal-hal yang tidak begitu memberdayakan. Sehingga banyak dari ktia yang mengubur potensi dalam diri hanya untuk berkompromi dengan keadaan.
Tetapi tepatnya apa yang dipelajari dalam Neuro-Semantics secara umum dan Meta-Coaching secara khusus? Yang dipelajari adalah bagaimana saya menjadi seorang komunikator professional. Seseorang yang mampu mendengarkan, bukan hanya dengan telinga tetapi juga dengan mata, tanpa asumsi, persepsi dan bahkan penghakiman tentang orang lain. Saya belajar mendengarkan sepenuhnya tentang orang yang sedang berkomunikasi dengan saya. Membuat orang yang berkomunikasi dengan saya merasa dipedulikan, dimanusiakan dan dimengerti sebagaimana dirinya ingin dimengerti.
Sebuah kemampuan untuk menjadi cermin yang bersih bagi kawan bicara. Cermin yang mampu memberikan gambaran dan suara yang akurat tentang bagaimana diri kawan bicara berkomunikasi. Dengan begitu kawan bicara mampu melihat dan mendengar bagaimana dirinya sendiri berbicara kepada orang lain. Sebuah pengalaman yang menarik bagi saya sendiri, karena pertama kali saya melihat cerminan diri saya sendiri dan kata-kata yang keluar dari mulut saya, saya bahkan tidak sadar bahwa itulah yang orang-orang lihat dan dengar dari diri saya.
Setelah mendengarkan dan memahami orang lain, dalam Meta-Coaching saya juga belajar bagaimana caranya bertanya, pertanyaan yang menggali, mempenetrasi secara akurat dan tajam untuk mencari inti dan akar dari segala pemikiran yang tidak memberdayakan dengan cepat dan daya dobrak yang tinggi. Pertanyaan yang mampu menggoyahkan dasar dari ketidak berdayaan dan membebaskan seseorang untuk menciptakan dasar dan fondasi yang baru untuk sebuah cara pikir yang lebih memberdayakan. Melepaskan belengu dari seseorang dan menjadikannya manusia yang bebas. Bebas untuk menjadi dirinya yang otentik dan bebas untuk menggali, mengembangkan dan merealisasikan potensi terbesar dalam dirinya.
Setiap interaksi dengan orang lain dalam hidup saya didasari dari komunikasi. Kemampuan yang didapatkan dari Meta-Coaching bisa digunakan bukan hanya untuk coaching semata, tetapi bayangkan dengna kemampuan berkomunikasi yang baik maka saya dapat memimpin, bernegosiasi, menjual, mempersuasi, memperbaiki hubungan, mengatur, mewawancarai, berkonflik dengan sehat, mendamaikan dan lainnya. Menggunakan kemampuan berkomunikasi yang baik akan meningkatkan kualitas hidup dalam berbagai aspek kehidupan pribadi setiap kita.
Bahkan interaksi intra-personal dengan diri saya juga dapat dengan mudah lebih dipahami. Dengan kemampuan berkomunikasi dengan diri sendiri, maka saya belajar untuk memahami diri saya lebih lagi. Mengetahui dasar-dasar kegelisahan, ketakutan dan juga kekhawatiran saya membantu saya untuk mengatasinya dengan lebih cepat dan efektif. Kemampuan untuk mengartikan dan menginterpretasikan sesuatu yang terjadi dalam kejadian hidup akan membantu saya untuk memiliki rasa optimis dan ketahanan diri dalam segala keadaan yang bisa saja terjadi di dalam hidup saya.
Terlebih dari hal yang sudah saya tulis, Meta-Coaching bukanlah hanya tentang berkomunikasi dan kemampuan untuk mengkomunikasikan arti dari dalam diri kita. Meta-Coaching lebih dari itu. Diambil dari kata-kata co-founder Meta-Coaching, Dr. L. Michael Hall, Meta-Coaching adalah “Salah satu kemampuan tertinggi dan paling mutakhir di dunia, kemampuan untuk mendapatkan kejelasan pikiran secara akurat, menyatukan orang-orang dengan visi yang sama, menyemangati dan menginspirasi orang-orang di dunia untuk membangkitkan diri mereka dan merealisasikan potensi tertinggi yang tinggal dalam dirinya, dan menjadikan hidup mereka sebagai hidup yang dihidupi dengan kualitas yang berada di puncak kemungkinan hidup sebagai seorang manusia yang seutuhnya.”
Secara sederhana, Meta-Coacihng adalah sebuah kemampuan berkomunikasi dengan manusia yang menjadikan manusia itu sebagai manusia yang hidup dengan kebermaknaan dan merealsiasikan performa tertinggi sesuai dengan potensi dirinya. Inilah mengapa saya menjadi seorang Meta-Coach, dan apabila anda tertarik juga untuk menjadi seorang Meta-Coach yang mampu melakukan semua yang saya tulis di atas, hubungi Neuro-Semantics Trainer terdekat.
To your highest and best,
Irvan Irawan Jie
Neuro-Semantics Trainer
President Meta-Coach Foundation Indonesia