Weekly Journal
Transformatio #36
The way out is in
Thich Nhat Hanh
Kita hidup di dua dunia, dunia internal dan dunia eksternal.
Dunia eksternal adalah sebuah dunia yang kita alami dari apa yang kita lihat, dengar dan rasakan dari luar. Perpohonan yang kita lihat, angin sepoi-sepoi yang di rasakan, gemericik air yang terdengar, suara tangisan bayi, gedung-gedung yang terlihat dan teman-teman serta saudara kita.
Dunia internal adalah sebuah dunia yang kita alami dari makna yang kita berikan dari apa yang terjadi di luar, makna yang kita bawa masuk ke dalam diri dari bagaimana kita mengartikan ucapan, tindakan, ide-ide orang lain dan berbagai hal di luar sana.
Pertanyaan yang sering ditanyakan dalam sebuah pelatihan NLP yang sering saya adakan bersama Henry Yonathan dan Adi Putera W..
“Mana yang lebih nyata? Dunia Internal atau Dunia Eksternal?”
“Mana yang lebih memberikan pengaruh? Dunia Internal atau Dunia Eksternal?”
Sebelum menjawab pertanyaan diatas, saya mau share sebuah pengalaman. Pengalaman seseorang yang saya ceritakan dengan posisi sudah lebih mengerti apa yang sudah terjadi saat itu di saat ini.
Aldo baru saja pindah ke sebuah perusahaan baru, dan di perusahaan tersebut punya cara kerja yang sangat berbeda dengan kebiasaan dia.. Karena perbedaan kebiasaan ini membuat dia sering menghadapi perbedaan pendapat dengan rekan dan bahkan atasan dan ide-ide dia sering ditolak, bahkan sampai dianggap tidak becus atau tidak cocok untuk kerja di perusahaan tersebut.
Pada saat mengalami kondisi tersebut membuat Aldo sangat merasa tidak nyaman dan bahkan sampai merasa bodoh karena seakan-akan tidak mampu mengerjakan pekerjaan tersebut, dan dia berusaha mati-matian untuk membuktikan kemampuannya, tetapi saat makin memaksa cara dia untuk membuktikan kapasitas dirinya penolakan juga makin tinggi. Dan kondisi ini membawa Aldo dalam kondisi sangat merasa tidak aman. Merasa tidak aman dengan lingkungan tersebut, merasa bahwa dia selalu dianggap tidak mampu. Dan pembawaan dia menjadi tidak tenang dan gampang khawatiran.
Begitu ada ketidak-setujuan dia langsung be-reaksi dengan cara yang tidak wajar, dan terus berusaha mendapat pengakuan dari pihak eksternal dengan melakukan ini dan itu, dan anehnya pada saat dia makin berusaha untuk membuktikan dan mendapatkan pengakuan dari mereka, dia malah makin lelah.
Pertanyaan, kelelahan yang dialami Aldo, adalah akibat dari dunia eksternal atau dunia internal?
Tentu pada saat masuk ke dalam sebuah lingkungan baru, untuk membuat kita mampu beradaptasi, kita perlu mampu mengenali, memahami dan mengikuti terlebih dahulu aturan-aturan yang ada di lingkungan tersebut, dan sangat besar kemungkinan kita perlu belajar hal dan ketrampilan baru untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.
Dari obrolan dengan Aldo, apa yang membuat dia kesulitan untuk beradaptasi adalah adanya sebuah keinginan untuk mendapatkan pengakuan akan kapasitas dan cara kerja nya, seakan-akan mengikuti berarti adalah kalah dan tidak kompeten. Dan cerita itu yang bermain di dalam dunia internal Aldo, dan dia tidak suka kalah dan tidak suka dianggap tidak kompeten.
Bila ditindak-lanjuti apa yang membuat Aldo tidak suka kalah dan tidak suka dianggap tidak kompeten adalah adanya sebuah dunia yang tidak aman untuk dirinya di dalam dirinya tentang kalah dan tidak kompeten, dunia internal Aldo. Dunia internal yang dapat menjadi sangat kejam untuk dirinya sendiri, dunia internal yang menghakimi diri sendiri, dunia internal yang menyalahkan diri sendiri, dunia internal yang membenci diri sendiri. Dunia internal yang membuat diri merasa sangat tidak nyaman dengan diri sendiri dan orang lain dan lingkungan.
Kondisi yang terjadi di dunia internal seringkali di luar kesadaran dirinya, karena tidak cukup terlatih untuk menyadari apa yang sedang terjadi di dunia internal. Dan pada saat tidak menyadari apa yang sedang terjadi di dunia internal, maka yang disalahkan dan dipertanyakan adalah dunia eksternal yang kesannya lebih nyata.
Dunia internal kita yang berisi pikiran (ide-ide, keyakinan, konsep) dan perasaan (sensasi, emosi) sangat mempengaruhi bagaimana kita bersikap dan berucap terhadap stimulus dari dunia eksternal.
Bila kita punya dunia internal yang penuh dengan penghakiman-penghakiman yang kasar dan kejam, maka cara kita dapat merasa tidak aman saat memandang dan berinteraksi dengan dunia eksternal.
Pernahkah teman-teman mendengar atau mengalami sendiri, kata-kata yang suka membandingkan diri dengan orang lain, kata-kata yang menjatuhkan diri sendiri, atau bahkan kata-kata yang terlalu memuji diri sendiri, kata-kata yang berbohong, kata-kata yang penuh kemarahan, kata-kata yang kalau kita perhatikan sebenarnya sedang merasa tidak aman di dalam.
Kabar baiknya adalah Dunia internal dapat disusun ulang, dimaknai ulang, dari yang sebelumnya kasar dan penuh ketakutan ke lembut dan aman.
Kita perlu belajar memberikan perhatian dan kesadaran pada apa yang terjadi di dunia internal kita, dan belajar untuk membentuk sebuah dunia yang penuh sumber daya, dunia internal yang membuat kita merasa aman, dunia internal yang membuat kita berani menghadapi berbagai persoalan-persoalan, dunia internal yang membuat kita bangkit dari kegagalan. Tugas ini hanya dapat dikerjakan oleh kita sendiri.
Sadari dunia internal anda, pelajari dunia internal anda dan bangunlah dunia internal anda sebuah dunia yang dapat menjadi tempat anda berlindung dan percaya, yang dapat mendukung anda untuk terus menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Dari tulisan ini.. Mana lebih nyata, dunia internal atau eksternal? Mana lebih mempengaruhi dunia internal atau eksternal?
PR untuk anda. 😀
oh ya.. mempelajari dan mempraktekan Meta-State Model dari Neuro-Semantics & Mindfulness, sangat membantu saya untuk mengenali dan rekonstruksi ulang dunia internal saya.
Terima kasih telah membaca.