KAMI CONSULTANT & COACH, BUKAN TUKANG SULAP

My Simple Thought, 3 July 2018

KAMI CONSULTANT & COACH, BUKAN TUKANG SULAP

Coba cek tas yang selalu kami (saya dan partner) tenteng saat melakukan profesi ini, geledahlah.. kami tidak punya magic stick (kalau selfie stick ada, sihhh) atau topi berikut dengan kelinci. Kami hanya bawa hati, otak, telinga, mulut, dan didorong kuat oleh kepuasan saat berhasil membantu.
Minggu lalu di ruang Consulting & Coaching (saya sebut CC saja, yaaa..), saya mendapat insight dari seorang coachee kami-sebut saja dia Kumbang (karena dia bukan Mawar, qiqiqi).
Jadwal untuk dirinya adalah jam 08.00-orang pertama dari 8 orang coachee di hari itu, kami masuk ke ruang CC pkl. 07.45 dan si Kumbang sudah ada di sana sambil menghadap ke laptopnya dan mulit komat-kamit sambil mata tak lepas dari layar di depannya.
Ya, hari itu pertemuan ke dua dengan kami setelah 3 mingguan sebelumnya kami sama-sama membahas tentang materinya.

Kami adalah coach yang fokus pada apa yang dimiliki/dibawa oleh coachee, dan kami akan menambahkan peran consulting saat dia menemui kesulitan untuk menampilkan idenya. Kami bertanya, mengonfirmasi, diskusi, dan brainstorming. Dan memang brainstorming jika diarti-harafiahkan memang benar adanya… ada badai di otak. Aktivitas challenging yang saya sangat sukai. Terutama jika berhasil menemukan “Aha!” dan coachee berkomentar “That’s it! betul, Bu… itu yang saya maksud” dan segera saya respon dengan “Selamat mengeksekusi yaaa! we have a great time together!”
Sebagai Coach saya fokus pada “inside-out”, membimbing menemukan sisi “wow” yang sering tak disadari atau belum tergali, lalu di beberapa aspek ada yang perlu bantuan ide-ide solutif dan kreatif demi mewujudkan aspirasi tersebut maka saya memakai topi Consultant.
Siapa yang mengeksekusi, menindaklanjuti dan mewujudkan aspirasinya? Ya si coachee laaaahhhh…

Maka … ada PR yang perlu (perlu, bukan wajib/harus, karena sifatnya pilihan) untuk dikerjakan.

Kembali ke Kumbang yang pada pertemuan ke dua dengan kami benar-benar tampil dengan sangat sempurna, presentasinya jelas dan bahkan visual aids yang dibuat jelas dan menarik apalagi dengan isi/topik yang cukup rumit. Di sinilah kepuasan luar biasa seorang Coach, Consultant atau whatever namanya itu.. atau seorang Bunda, deh.. saat nasihat, kesepakatan yang dibuat, action plan yang disusun dikerjakan dengan bertanggung jawab.

Saya sangat fair sehingga saya katakan.. “Selamat, kamu sudah jadi pemenang… kamu sudah kerjakan bagianmu, kamu sudah persiapkan dengan sangat baik.”
Tahukah jawabannya?
“Kemarin sore saya latihan dan saya dapat feedback, jadi semalaman saya latih dan latih terus bahkan isteri saya minta jadi audience saya dan beri masukan.”

Segera saya tambah kredit saya untuknya “Kamu tidak hanya berkomitmen tinggi mengerjakan PR saat kita bertemu di awal, tapi kamu seorang yang RENDAH HATI karena mendengarkan feedback, seorang PEMBELAJAR yang mau memperbaiki diri, dan seorang yang punya SEMANGAT tinggi…. hanya punya waktu yang pendek (15 jam) dan kamu kurangi waktu tidurmu untuk lakukan yang terbaik.”

Ada kalanya kita bertemu dengan orang lainnya (atau jangan-jangan diri kita sendiri) yang…

“Ugghh… males ahh kalau saya sendiri yang mesti eksekusi, jadi orang rata-rata ajalah…”
“Ahh… ngapain dengerin feedback… yang gue lakukan sudah yang paling baik deh…”
“Wah… tinggal besok, sudah ngga ada waktu.. mefffettt .. alesan aja gak keburu.”

Coba perhatikan, jika kita EXCUSE (berdalih, cari alasan) artinya sudah tidak ada ruang untuk menerima saran perbaikan (NO SPACE FOR IMPROVEMENT), EXCUSE adalah awal untuk tidak bertindak (NO ACTION), dan EXCUSE berarti tidak kemana-mana (GOING NOWHERE).

Kumbang… tetap menjadi orang yang positif dan terima kasih sudah menginspirasi dan mengonfirmasi bahwa memang hidup bukan sulap-sulapan, hidup perlu belajar dan mendengarkan, hidup perlu Coach dan Consultant—apapun wujudnya. Sikapmu sudah menunjukkan bahwa engkau pemenang!

Giokni
Mau baca tulisan lainnya? Visit my blog
https://giokni.blogspot.com